Sumber: http://kamu-klik.blogspot.com/2012/01/membuat-menu-navigasi-dropdown-blog.html#ixzz1oPyySb00
Selamat menikmati segala berita yang ada pada kami.JHH Blog akan selalu Update berita terbaru seputar Juventus.

[Review Juve-Inter] “You Better Run For Your Life If You Can, Little Girl”

Saya tidak mencegah ketika istri saya ingin menghabiskan long weekend di Bandung. Saya justru yang memaksa dia untuk berlibur tanpa saya. Justru ini kesempatan saya untuk bebas berteriak atau berlari-lari keliling rumah tanpa khawatir anak saya terbangun. Akhirnya mereka berangkat hari Kamis yang lalu. Saya pun bebas sendirian dirumah. Dan untuk menghabiskan waktu saya pun menonton DVD Games of Thrones secara marathon.
Film ini menceritakan tentang perebutan tahta di kerajaan Seven Kingdoms yang berisi tujuh klan yang berbeda. Layaknya film peperangan maka alur cerita tidak jauh dari kepahlawanan, perjuangan, pengorbanan, kemunafikan dan juga pengkhianatan. Lord Eddard “Ned” Stark adalah tokoh utama film ini. Ia berasal dari salah satu kerajaan yang bernama Winterfell. Ned ini sebetulnya jiwa dari Seven Kingdoms. Dia yang berjuang habis-habisan mempertahankan kejayaan Seven Kingdoms. Padahal ia bukan raja melainkan hanya tangan kanan King Robert Baratheon. Sayangnya ia dikhianati oleh istri King Robert yang ingin anaknya segera menggantikan tahtanya. Padahal sang anak sebenarnya bukan anak King Robert. Ia adalah anak dari hasil hubungan gelap si istri raja dengan adiknya sendiri. Ned tahu itu. Itulah juga alasan ia dibunuh. Singkat cerita Klan Lord Eddard marah dan berusaha membalas dendam. Mereka pun mengejar habis Klan Lanisster, klannya si istri King Robert, yang juga membantu menggulingkan si King Robert. Klan Lannister saat itu sangat kuat sementara Klan Stark hanya mengandalkan semangat juang. Namun keberanian serta pengorbanan Klan Stark membuat jerih Klan Lannister. Perang pun terjadi bukan hanya melalui fisik namun juga kata-kata. Namun dari semua perang kata-kata terdapat satu kalimat sindiran Klan Stark kepada klan Lannister yang sangat melegenda. Sebuah ungkapan sarkastik kepada klan Lannister yang kebanyakan berisi orang-orang tua kaya dan hanya mengandalkan uang untuk mendapatkan keinginannya:

DVD Game of Thrones baru satu musim diproduksi. Akhir cerita dari musim pertama itu adalah peperangan tiada akhir antara Klan Stark dengan Klan Lannister. Sebuah miniseri yang sangat bagus. Sarat makna dan yang jelas merupakan hal yang biasa terjadi dimedan pertempuran manapun. Persis seperti Juventus dan Merda. Tidak perlu diulang cerita betapa sakitnya Juventus dijebak sehingga terpaksa turun kasta. Tidak perlu diulang cerita betapa marahnya para tifosi ketika cerita calciopoli itu seperti meluruhkan semua kejayaan yang selama ini diraih Juventus. Bisa dibayangkan aroma kebencian dan dendam yang merebak ketika Inter Milan bertandang ke Juventus Stadium kali ini. Bisa dibayangkan serunya pertandingan kali ini. Bahkan dikabarkan sekitar 150 jurnalis, 270 kru televisi dan 30 kamera dari 160 negara akan meliput pertandingan ini. Showtime!!!!!
Kami Menang Dilapangan
Tulisan itu menyambut Inter Milan dengan gagahnya. Dan dengan angka “29″ terhampar megah membuat pertandingan malam itu seperti dalam mimpi. Apalagi ketika lagu “Storia Di Un Grande Amore” berkumandang. Membuat bulu kuduk merinding. Pertandingan pun siap dimulai…..
Juventus line-up (4-3-3): Buffon, Caceres, Barzagli, Chiellini, De Ceglie; Vidal, Pirlo, Marchisio; Pepe, Matri, Vucinic
Inter Milan line-up (4-4-2): Julio Cesar; Maicon, Lucio, Samuel, Nagatomo; Zanetti, Stankovic; Poli, Obi; Forlan, Milito
Wasit Andrea De Marco nampak memimpin para pemain untuk mengheningkan cipta sejenak untuk para tentara Italia yang terbunuh di Afganistan beberapa waktu yang lalu. Hening seisi stadion. Buffon nampak khidmat memanjatkan doa. Kemudian ia membuka mata dan mengucapkan beberapa patah kata kepada rekan-rekannya. Bola pun diletakkan ditengah lapangan.
Lima menit pertama dikuasai oleh Juventus. Menit ketiga, Arturo Vidal terlepas dari pengawalan pemain Inter dan berhasil mengirimkan cross ke Pepe yang langsung mengirimkan kembali ke Matri. Sayang Matri tidak dapat menjangkau bola tersebut. Namun ternyata Vucinic datang dan siap menyambarnya. Akan tetapi bola terlalu deras sehingga Vucinic hanya menyambar angin.
Inter nampaknya mulai menguasai pertandingan ini. Dimenit ke 13 Maicon berhasil melepaskan umpan ke Milito yang langsung dihajar dengan tendangan keras kegawang Juventus. Secara luar biasa Buffon mampu menghalaunya. Heart attack!! Juventus pun segera melancarkan serangan balik. Persis 3 menit kemudian Matri mendapat peluang emas. Caceres mengirim umpan jauh kedepan dan berhasil menemui kepala Matri. Saat itu saya terpatung. Dengan bebas Matri berhasil menyundul bola yang tinggal berhadap-hadapan dengan Julio Cesar. Goooooo…….ffffffffff!!!!!!!!!!!!!!! Ternyata Cesar mampu menghalau kesempatan emas tersebut. Arrrggghhh….
Dimenit 21 terjadi sebuah kejadian aneh. Vucinic mendorong Marchisio dan secara egois merebut bola yang sedang dikuasai Il Principino. Bola yang dikuasai Vucinic ini akhirnya terbuang percuma. Memang terjadi kesalahpahaman diantara kedua pemain tersebut. Namun nampaknya tidak terlalu dihiraukan. But what was that Mirko?
Kesempatan demi kesempatan datang dari kubu Juventus. Sayangnya berkali-kali terbuang percuma. Dimenit 22 Vidal mampu melepaskan tendangan jarak jauh namun masih mampu diselamatkan Cesar. Kemudian dimenit 26 crossing Caceres hanya beberapa centimeter dari kaki Vucinic. Saya berkali-kali memukul bantal. Namun muka saya berubah pucat pasi ketika dimenit 27 Diego Forlan menyundul bola yang nampaknya hanya Tuhan yang mampu menggagalkannya. Ternyata Tuhan memang tidak mengijinkannya. Ia menggerakkan Buffon untuk menepis derasnya sundulan Forlan tersebut. Belum hilang keterkejutan ini tiba-tiba dimenit 31 Diego Milito terlepas dari pengawalan dan menembak bola kegawang Juventus. Saat itu saya sudah rela bila gawang Buffon bobol. Namun nyatanya masih bisa ditepis dengan brilian oleh Buffon. Bukan hanya sekali namun penyelamatan kembali ia lakukan saat menepis bola rebound yang kembali ditendang Milito. Heart failure!!! Emosi ini benar-benar teraduk ketika hanya selang 4 menit kemudian Joel Obi melepaskan thunderbolt dari tengah lapangan yang masih tetap dapat ditepis Buffon. HE IS GODS!!! Buffon benar-benar menunjukkan kelasnya malam itu. Ia bahkan sekali lagi menepis tendangan cannon ball Dejan Stankovic dimenit 40. Juventus benar-benar diselamatkan Buffon. Babak pertama pun berakhir……
Tidak dapat dipungkiri lagi jika Buffon adalah man of the match dibabak pertama ini. Jika bukan gara-gara Buffon tentunya kita sudah tertinggal minimal satu gol oleh Inter. Penampilan Juventus sendiri cukup mengecewakan dibabak pertama ini. Terlalu mudah ditebak karena bola hampir selalu diserahkan ke Vucinic setiap sampai kedaerah pertahanan Inter. Lini tengah banyak melakukan kesalahan sehingga berkali-kali berhasil menembus kegaris belakang pertahanan. Para pemain nampak kelelahan dan kehabisan ide. Juventus jelas membutuhkan perbaikan dibabak kedua.
Saya sedang menyeduh kopi saat teringat sindiran Klan Stark kepada Klan Lannister. “You Better Run For Your Life If You Can, Little Girl…“. Kata-kata ini sebenarnya ditujukan untuk Sansa Stark, anak Ned Stark. Namun akhirnya diberlakukan sebagai kalimat sindiran kepada kaum Lannister yang manja seperti gadis kecil yang senang bersantai namun mendapatkan segalanya. Saya jadi teringat oleh kondisi Inter Milan yang setali tiga uang. Selama ini mereka dijuluki pasukan tua yang mudah kelelahan dan sulit berlari. Persis seperti gadis kecil manja yang hanya bisa meminta untuk mendapatkan keinginannya. Tiba-tiba segumpal harapan timbul dalam hati. Inter pasti akan kelelahan dibabak kedua nanti dan Juventus memiliki peluang menguasai pertandingan lagi karena fisiknya terkenal kuat. Namun penguasaan bola yang tinggi tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat mengkonversikan menjadi gol. Vucinic terlalu jauh dari gawang dan Matri nampak belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal. Sementara itu Pepe sibuk membantu pertahanan disisi kanan. Saya berdoa semoga Conte bisa melakukan perubahan yang berarti. Dimasa rehat ini saya sempat men-tweet:It would be amazing if ADP scores the winning goal…
Babak kedua pun dimulai. Namun nampaknya keadaan belum berubah. Juventus tetap tertekan. Maicon terus menerus menekan sisi kiri pertahanan Juventus. Hebatnya PDC selalu mampu menutup pergerakkannya dan bahkan bisa melancarkan serangan balik. Sayangnya Juventus tetap mandul.
Menit 53. Saatnya keajaiban dimulai. Double substitution. Pepe diganti Bonucci dan Matri diganti Alessandro Del Piero. Trio Sexy Back akhirnya kembali. Chiello-Bonucci-Barzagli!! Caceres menjadi sayap kanan dan Vucinic menemani Del Piero didepan. Mungkin agak berbeda dengan beberapa tifoso namun saya pribadi sangat excited dengan formasi 3-5-2 ini. Lini belakang nampak kokoh, lini tengah juga nampak sangat rapat dan penuh sementara striker mampu berkonsentrasi didepan gawang lawan. Saya sempat men-tweet bahwa formasi 3-5-2 ini hampir selalu menghasilkan minimum dua gol untuk Juventus. Baru saja tweet itu dikirim ternyata stadium bergemuruh. Ternyata Martin Caceres sanggup menyundul bola corner Pirlo dan berbuah gol!
GOAAAAALLLLLLLLLLLL!!!!!!!!!!!!!!! Saya melompat dan berjingkrak. PRAKKK!!!!!!! Handphone saya pun terbanting…….
1-0!!!!!!!!!!! Oh man it was so relieving! Bola pun kembali dimainkan. Ternyata memang benar. Formasi 3-5-2 ini membuat lini tengah Juventus menjadi sangat penuh dan berkali-kali bola dikuasai pemain Juventus. Adu stamina pun dimulai. “You Better Run For Your Life If You Can, Little Girl…
Dimenit-menit 60-an ini Juventus sangat menguasai pertandingan. para pemain Inter nampak kelelahan dalam mengejar bola. Namun nampaknya Ranieri tidak menyadari hal ini. Alih-alih mengganti para old crack yang sudah kehabisan bensin ia malah mengganti para pemain mudanya. Andrea Poli yang masih segar diganti dengan Pazzini dan Joel Obi dengan Faraoni. Terbukti hal ini tidak menghasilkan perubahan yang berarti dalam sistem permainan Inter yang mengandalkan bola-bola lambung kedepan. Kaki-kaki mereka sudah terlalu letih mengejar bola. “You Better Run For Your Life If You Can, Little Girl…
Dimenit 70 terjadi suatu kesempatan platinum ketika Vucinic terlepas dari offside. Ia tinggal berhadapan dengan Julio Cesar. Sayangnya ia terburu-buru menendang bola dan dengan baik dapat ditepis oleh Cesar. WHATTA’ MISS!!!!!!! Namun kekecewaan itu tidak berlangsung lama. Tepat semenit kemudian terjadi sebuah sejarah yang akan tercatat sepanjang masa………….
Seisi Juventus Stadium seperti pecah. Histeria massa benar-benar tidak terhindarkan. Semua orang bersorak-sorai ketika sang kapten, Alessandro Del Piero, memanfaatkan through ball Vidal dan mencetak gol kedua Juventus malam itu. Gol ini sangat spesial karena ini merupakan gol perdana Alex di Serie A yang terjadi di stadion baru Juventus Stadium pada minggu ke 29 melawan Inter Merda. Skenario Tuhan yang sangat indah. 2-0!!!!!!!!!!!!!
Vidal nampak sangat ganas malam itu. Bukan saja assist-nya yang membawa Juve unggul 2-0 namun juga semangat juangnya yang berkali-kali membuat serangan Inter putus ditengah. Sekali waktu ia bahkan sempat berlari dari belakang mengejar Yuto Nagatomo dan berhasil melakukan tackle sehingga bola tidak jadi dikirimkan kedepan. Padahal saat itu posisi Vidal cukup jauh dibelakang.
Menit 74 Fabio Quagliarella menggantikan Vucinic yang kelelahan. Posisi Quags cukup unik karena bergerak dibelakang Del Piero. Padahal seharusnya Del Piero yang berada dibelakang Quags mengingat Del Piero adalah striker gantung (seconda punta) sedangkan Quags merupakan striker utama (prima punta). Mungkin saja ini dilakukan Conte karena tahu ketajaman Quags sudah jauh berkurang sehingga ia memerintahkan Quags untuk lebih memberikan support kepada Del Piero dan sesekali melancarkan tendangan jarak jauhnya yang terkenal itu.
Pada menit 77 terjadi sebuah peluang emas yang sekali lagi gagal menjadi gol. Chiello dengan cerdik membawa bola menembus para bek Inter dan memberikan bola kesamping kirinya. Sayang sekali bola yang sudah ditendang Quags masih bisa dihalau oleh Maicon. Menit 84 kembali Julio Cesar berjibaku menyelamatkan gawangnya. Sundulan Chiello masih bisa ditepis padahal itu merupakan kesempatan 90% gol. Luar biasa! Kehebatan Julio Cesar ini kembali terjadi dimenit 88 saat tendangan Quags memanfaatkan assist Vidal masih bisa ditepis kakinya. Arrrrrgghhhh……
3 menit perpanjangan waktu. Inter sudah benar-benar kehabisan bensin. Mereka hanya bisa berlarian kecil sementara De Ceglie masih bisa melakukan sprint. Bahkan dimenit 91 Andrea Pirlo masih bisa melepaskan umpan yang sayangnya gagal dimanfaatkan Quags. Peluit pun berbunyi……….
Conte nampak menangis diantara sorak sorai yang membahana. Sebuah kemenangan yang sangat luar biasa. Kemenangan yang sangat berarti bagi Juventus. 29 kali tak terkalahkan diminggu ke 29 saat kita menunjukkan kepada mereka bahwa scudetto kita berjumlah 29! Victory Lap pun dilakukan oleh para pemain Juventus. Grazie…..
Statistik pertandingan malam itu menunjukkan bahwa Juventus menguasai pertandingan. 61% penguasaan bola. 84% umpan terukur. 19 kali tembakan dan 12 kali tepat kegawang lawan sementara Inter hanya 6 tembakan. Juventus juga bisa menghasilkan 8 corner sementara Inter hanya 5. Secara keseluruhan memang Juventus menguasai pertandingan. Mari kita lihat statistik para pemain Juventus:
Player Ratings:
Buffon: 10. Buffon-lah yang membawa Juventus memenangi pertandingan ini. Terhitung ia melakukan 7 penyelamatan gemilang yang bisa membuat Juventus tidak tertinggal oleh Inter. Jika bukan karena penyelamatan-penyelamatannya dibabak pertama dijamin Juventus hanya bermain untuk menyamakan kedudukan dibabak kedua. Bernd Leno, Marc-Andre Ter Stegen, David de Gea, Wojciech Szczesny atau pun Joe Hart wajib menyaksikan pertandingan malam kemarin untuk lebih banyak belajar menjadi top goalkeeper. Kegemilangan Buffon malam kemarin senilai 3 poin. Top top player!
De Ceglie: 7. Kualitas De Ceglie benar-benar diuji malam kemarin. Ia melawan dua pemain terbaik diposisi sayap kanan, Maicon dan Javier Zanetti. Namun ia trully Juventino. Ia sama sekali tidak gentar menghadapi kedua pemain jempolan itu. Mungkin benar Maicon mampu melepaskan beberapa cross namun ia melepaskan dalam posisi yang tidak ideal karena terus-menerus dijaga PDC. Menariknya, walaupun ia harus menjaga kedua pemain tersebut, PDC tetap bisa sering memberikan umpan-umpan disisi kiri. Jempol!
Chiellini: 8. Angka 8 sebenarnya diberikan kepada pemain yang bisa mencetak gol sementara 9 untuk pemain yang mencetak gol dan memberi assist. Angka 10 untuk pemain yang benar-benar menentukan kemenangan timnya. Chiello tidak masuk semua kriteria itu namun tetap mendapat angka 8. Mengapa? Karena pergerakkannya bahkan jiwanya sanggup menggerakkan permainan Juventus berada ditingkat tinggi. Ia bukan saja bertahan melainkan juga menyerang dan berjibaku ditengah lapangan. Indispensable!
Caceres: 8. Pemain yang sangat versatile. Ia sendiri mengaku lebih nyaman bermain sebagai bek tengah. Namun tiga golnya bagi Juventus terjadi saat ia menjadi sayap kanan. Lichsteiner wajib meningkatkan performa jika tidak ingin tempatnya diambil pemuda Uruguay ini.
Barzagli: 6. Tetap menjadi sebuah batu karang didepan Buffon. Peranannya memang tidak terlalu terlihat kemarin. Namun arahannya kepada rekan-rekan dipertahanan menjadi kunci sukses clean sheet Juventus pekan ini.
Pirlo: 8. Kembali memberikan assist. Sekali lagi ia memegang rating tertinggi untuk pengendali mesin Juventus. Ia tercatat 94 kali menyentuh bola dengan tingkat akurasi umpan sebesar 85% dan 4 umpan kunci. Sayang beberapa kali ia kehilangan bola digaris pertahanan Juventus. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi Conte & co agar tidak selalu memainkan bola didekat gawang. Potensi blunder-nya sangat tinggi bila sampai terjadi. Namun tetap ia mendapat pujian setinggi langit. Seorang Khalid Boulahrouz saja sampai menyempatkan diri men-tweet kehebatan Pirlo:
“@boulahrouz81: What à game of Juventus. Pirlo is still doing magic things. Enjoyed watching them against Inter
Marchisio: 7. Bukan Pirlo dan bukan Vucinic. Ya…pemilik tingkat akurasi umpan tertinggi adalah Claudio Marchisio. Berkali-kali ia juga berhasil menusuk pertahanan Inter. Sayang kali ini ia gagal membawa pulang gol. Namun pergerakkannya sanggup menutup lini tengah Inter dan memberikan ruang bagi rekan-rekannya yang lain.
Vidal: 8. Pemain terbaik versi whoscored.com. Permainannya memang sangat luar biasa. Tenaganya seperti tidak ada habisnya. Benar-benar pejuang sejati. Tidak lupa ia adalah pemberi assist gol kedua bagi Juventus. Tercatat ia juga sempat memberikan umpan matang kepada Quags. Sayang Quags tidak dapat mengkonversikannya menjadi gol. Next legend!
Pepe: 5. Ia benar-benar tidak terlihat kemarin. Ia bahkan hanya mencatat 23 kali menyentuh bola. Sangat rendah untuk seorang pemain sayap. Pepe wajib meningkatkan performanya.
Vucinic: 6. Ia tampil tidak maksimal malam itu. Mungkin kelelahan akibat Coppa Italia. Dribbling-nya terlalu banyak dan terlalu sering digagalkan lawan. Sayangnya ia terus memaksakan hal tersebut. Namun ini bukan salah Vucinic sendirian. Rekan-rekannya memang selalu memberikan bola kepadanya setiap memasuki wilayah lawan. Ia juga kehilangan 3 kesempatan emas mencetak gol. Semoga dipertandingan berikutnya ia bisa kembali menjadi sosok protagonis.
Matri: 5. Work rate Matri cukup baik sebetulnya. Ia nampak selalu berusaha menjemput bola. Namun sayangnya bola selalu diarahkan ke Vucinic dan akhirnya Matri seperti hanya berlarian tanpa arah. Ia pun tercatat hanya 24 kali menyentuh bola. Padahal Del Piero yang menggantikannya sanggup menyentuh 28 kali. Ia menyia-nyiakan satu peluang emas diawal pertandingan. Andrea Agnelli bahkan terlihat geregetan melihat hilangnya peluang tersebut. Namun ia masih lebih baik dari Quags apalagi Borriello. Semoga ia benar-benar bisa cepat mencapai puncak penampilannya. We need him.
Bonucci: 6. Ketenangan anak ini cukup bisa diancungi jempol. Berkali-kali dituduh melakukan kesalahan namun berkali-kali pula mampu tampil tenang dan tidak melakukan blunder. Itu sudah sangat baik. Walau perannya malam itu memang tidak kelihatan namun ia memiliki pengertian serta chemistry yang baik diantara punggawa Sexy Back lainnya sehingga gawang Juventus tetap steril.
Quagliarella: … Bermain 10 menit namun langsung mendapatkan 2 peluang emas dan dua-duanya gagal. Tanpa nilai mungkin hal yang terbaik bisa diberikan kepadanya. Semoga ia bisa meningkatkan performanya kedepan…
Del Piero: 8. Angka 8 sungguh sangat kecil dan tidak berarti dibanding kenyataannya. Sang legenda mampu menciptakan gol sejarah. Dilakukan dihadapan pendukungnya sendiri melawan musuh terbesarnya. Berkali-kali ia merepotkan pertahanan Inter. Para pemain bertahan bahkan berkali-kali menjatuhkannya. Satu hal yang menarik perhatian adalah pace Alex yang masih bisa bersaing dengan pemain belakang Inter. Berkali-kali ia nampak adu sprint dengan mereka dan nampak bisa mengunggulinya. Del Piero for life!!!!!!!!!!!!!
Pertandingan yang luar biasa. Semoga dengan kerja keras ini Juve bisa terus mengejar Milan. In the end hanya Tuhan yang berhak menentukan scudetto tahun ini. FINO ALLA FINE FORZA JUVENTUS!!!!

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Juventini Hura-Hura 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all