Juventus bertandang ke Stadio Luigi Ferraris dengan satu harapan: kembali ke jalur kemenangan. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua mulai khawatir akan hasil seri dari tiga pertandingan terakhir. Ditambah lagi Juve hanya berhasil mencetak total dua gol dari tiga game terakhirnya! Apakah kunjungan ke Genoa kali ini membuahkan hasil?
Genoa: Frey; Rossi, Carvalho, Kaladze, Moretti; Jankovic, Kucka, Biondini, Sculli; Gilardino, Palacio
Juventus: Buffon; Lichtsteiner, Caceres, Vidal, De Ceglie; Giaccherini, Pirlo, Marchisio; Pepe, Matri, Vucinic


Babak I
Turun dengan formasi andalan masing-masing, Juventus harus tampil tanpa diperkuat tiga bek utama mereka (Chiellini, Barzagli dan Bonucci) karena cedera dan skorsing. Ini memaksa Conte menurunkan Vidal menjadi bek tengah menemani Caceres. Posisi yang tidak asing sebenarnya untuk pemain Chile ini ketika bermain untuk Colo Colo maupun timnas Chile. Giaccherini pun diplot untuk menemani Pirlo dan Marchisio di tengah. Lini depan pun dipercayai oleh the winning trio Vucinic, Matri dan Pepe.
Pertandingan langsung berjalan panas ketika pada detik ke sepuluh Palacio berhasil lepas dari perangkap offside dan mencoba me-lob bola ke gawang Buffon. Upaya penyerang asal Argentina ini harus gagal karena kesigapan Buffon menghalau tembakannya. Beberapa saat kemudian giliran Juventus mendapatkan satu peluang emas ketika umpan rendah Pepe mendarat dikaki Giaccherini. Sayang sontekan mantan pemain Cesena tersebut terlalu berat dan bola malah berbelok tipis ke samping gawang Frey!
Menit ke tujuh, Pepe menggiring bola dari sisi kanan dan mencoba melepaskan tembakan kaki kiri! Tembakannya masih diblok, lalu bola liar tersebut kembali jatuh ke kaki Pepe namun kali ini upayanya malah di blok Frey! Menit ke lima belas giliran Marchisio dengan cantiknya melakukan pergerakan tanpa bola ke kotak penalty Genoa. Vucinic dengan baik melihat peluang ini dan memberikan umpan terobosan kepada Marchisio! Tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Frey namun sayang tendangannya masih bisa dihalau kiper asal Prancis tersebut!
Upaya Matri menemukan posisi di kotak penalty sering kali membuahkan hasil namun tendangan-tendangannya diblok oleh punggawa-punggawa lini belakang Genoa. Gilardino dan Jankovic beberapa kali hampir merepotkan Buffon namun sayang finishing touch mereka masih jauh dari kata berbahaya. Pada menit ke tiga puluh delapan Matri berhasil lepas dan menerima umpan terobosan Vucinic. Kesigapan Marco Rossi berhasil menghalau peluang berbahaya tersebut! Hingga peluit akhir babak pertama dibunyikan kedudukan masih imbang 0-0.
Recap Babak I
Melihat lini belakang Juventus yang dikawal oleh partner dadakan, Caceres dan Vidal, Genoa langsung berinisiatif menggantung Palacio dan Gilardino di depan dengan harapan ketika menyerang Genoa langsung memiliki keuntungan 2 vs 2. Hal ini juga didukung oleh pergerakan salah satu dari Sculli atau Jankovic yang terus masuk ke dalam demi membantu dua penyerang andalan Genoa itu. Sayang rencana Genoa hanya membuahkan hasil di detik ke sepuluh babak pertama ketika Palacio mencoba me-lob bola ke gawang Buffon. Sepanjang babak pertama Vidal-Caceres bekerja sama dengan baik ditambah performa De Ceglie dan Lichtsteiner yang bermain sangat cemerlang ketika mengawal lini pertahanan.
Kehadiran Pepe dari menit pertama nampaknya sangat meleluasakan pergerakan baik Marchisio maupun Giaccherini dalam membantu serangan. Terlihat sejak melawan Bologna, efek kehadiran Pepe berhasil membebaskan pemain lain untuk berlari dari second line. Ini disebabkan oleh kematangan Pepe dalam menambal celah yang ditinggal sehingga memudahkan pemain seperti Giaccherini dan Marchisio mendadak muncul di kotak penalty lawan. Beberapa kali baik Marchisio maupun Giaccherini berhasil membuat situasi sulit untuk pasangan Kaladze-Carvalho di jantung pertahanan Genoa. Lini tengah yang dikawal Pirlo-Marchisio-Giaccherini sendiri bermain sangat baik. Hal ini disebabkan karena kenaifan Genoa yang terus menggantung Palacio-Gilardino dan Sculli/Jankovic yang menopang di belakangnya, sehingga membuat lini tengah Genoa sangat terlihat tipis dan memudahkan trio gelandang Juventus leluasa dalam melakukan pergerakan.

Penyakit dominasi tanpa PELUANG Juventus masih berlanjut. Kendati di babak pertama tercatat dua peluang emas tercipta lewat kaki Giaccherini (menit ke 3) dan Marchisio (menit ke 15) namun menghadapi Genoa yang memiliki pertahanan terburuk di serie A, setidak beruntungnya Juventus, mereka seharusnya bisa memborbardir pertahanan Genoa. Satu hal positif adalah kerja sama Vucinic dengan rekan setim yang membaik di pertandingan kali ini. Tidak diragukan lagi kendati masih sering kehilangan bola dan mencoba melakukan aksi solo, Vucinic lebih terlibat dalam membangun serangan.
Babak II
Sadar rencananya tidak bekerja, pelatih Genoa Pasquale Marino, memasukan gelandang Giandomenico Mesto menggantikan Sculli yang memang tidak efektif dalam menopang Gilardino-Palacio. Ini membuat Genoa lebih fokus dalam meredam trio gelandang Juventus dalam melakukan serangan.

Lima menit babak kedua berjalan, Matri lagi-lagi lepas dari kawalan bek Genoa dan berhasil menyambut umpan terobosan Pepe. Kali ini Carvalho berhasil dengan sigap memblok tembakan Matri! Di menit lima puluh tiga, lewat corner kick Pirlo, Vucinic berhasil menyundul umpan silang tersebut dan Frey pun terlihat mati langkah! Namun sayang bola hanya menyentuh mistar gawang!! Lima menit berselang giliran Pirlo kali ini berspekulasi lewat tendangan jarak jauhnya! Frey dengan cemerlang menepis tembakan Pirlo! Corner untuk Juventus. Berawal dari corner kick tersebut, bola dibuang bek Genoa namun malah jatuh ke kaki Pepe yang berada di sisi kanan. Pepe tanpa basa basi langsung melancarkan umpan silang yang sangat manisnya jatuh tepat di kepala Vucinic! Tanpa ragu-ragu striker Montenegro tersebut menyundul bola dengan keras! ARGH! Bola lagi-lagi hanya menyentuh tiang sebelah kiri Frey! Kutukan tiang di Stadio Luigi Ferraris belum berhenti! Kali ini lewat tendangan bebas dari sisi kiri, Pirlo memberikan umpan lambung ke dalam kotak penalty Genoa. Pepe yang berdiri cukup bebas berhasil menyontek bola lewat kaki kanannya! Kembali lagi Frey yang sudah mati langkah diselamatkan oleh tiang gawang! Dalam sepuluh menit tersebut (menit 50-60), tercatat ada tujuh corner kick dan tiga tembakan Juventus yang membentur tiang gawang!
Melihat Juventus terus menekan Genoa, menit enam puluh satu Marino pun mengganti sumber serangannnya Basko Jankovic dengan gelandang tengah lainnya, Kevin Constant. Menit enam puluh empat giliran Genoa mengancam gawang Buffon. Setelah kemelut yang terjadi akibat free kick dari sisi kanan Genoa, Mesto memberikan umpan terobosan kepada Kaladze yang berdiri bebas di dalam kotak penalty Juventus. Sudut yang cukup sempit membuat arah tembakan keras Kaladze tepat ke arah Gigi Buffon! Lima menit berselang, Marchisio kali ini yang berspekulasi dengan tembakan jarak jauhnya. Lagi-lagi Frey dengan sigapnya menepis bola ke luar!
Di menit ke tujuh puluh, Vucinic dengan cermat melihat pergerakan Pepe masuk ke kotak penalty Genoa. Umpan terobosan kepada pepe dan dengan tenang Pepe memasukan bola ke dalam gawang Frey! GOAL! Namun perayaan Juventus lagi-lagi tertunda setelah linesman mengangkat bendera pertanda offside. Terlihat memang sebuah keputusan 50/50 melihat betapa tipisnya posisi Pepe. Tepat setelah peluang ini , Angelo Alessio memasukan Elia menggantikan Pepe. Keputusan yang cukup aneh mengingat kinerja Pepe yang brilian sepanjang pertandingan.

Pertandingan makin memanas, Palacio pun terlihat emosi ketika dirinya dijatuhkan Marchisio di kotak penalty. Replay menunjukan Palacio tersandung kaki Marchisio, lagi-lagi keputusan sulit melihat cepatnya insiden tersebut terjadi. Demi mengejar kemenangan, Del Piero pun diturunkan mengantikan Matri dimenit ke tujuh puluh enam. Kendati sempat menunjukan beberapa aksi briliannya, sang kapten tidak mampu merubah keududukan.
Ini membuat Alessio memasukan Borriello dan menggantikan Giccherini dua menit sebelum waktu menunjukan menit ke sembilan puluh. Genoa pun tidak meu ketinggalan dan demi mempertahankan hasil, Biondini ditarik dan digantikan oleh Belluschi. Borriello hampir saja membuat seluruh Juventini jatuh cinta padanya ketika pada menit ke sembilan puluh tiga hasil corner Pirlo berhasil disontek olehnya! Namun sayang sekali tendangan kaki kiri Borriello masing terlalu lemah dan tepat mengarah ke Frey. Peluit akhir dibunyikan kedudukan pun tetap 0-0!
Recap Babak II
Masuknya Mesto membuat lini tengah Genoa lebih mampu bertarung dengan Juventus. Kendati membuat Gilardino-Palacio semakin ‘menghilang’ dari lapangan, namun gerak-gerik tiki taka Juventus di babak pertama lebih bisa diredam lini tengah Genoa dibabak kedua ini. Juventus terlihat lebih sering menggunakan sayap-sayap mereka dalam melancarkan serangan. Terlihat hampir semua peluang berawal dari umpan silang masing-masing sayap. Kendati tidak seefektif babak pertama, lini tengah Juventus pun masih dominan dalam mengatur tempo dan membangun serangan.
Lini depan Juventus lagi-lagi tidak membuahkan hasil. Vucinic yang bermain baik dan banyak terlibat dalam membangun serangan malah melempem ketika harus menyelesaikan peluang! Elia yang akhirnya diberi kesempatan setelah berminggu-minggu semua fans merengek-rengek, tidak juga memberikan kontribusi. Saya sendiri menyayangkan Pepe harus keluar ketika pergerakannya sangat konsisten sepanjang laga. Giaccherini atau Marchisio nampaknya lebih layak digantikan Elia setelah beberapa kali terlihat tidak seefektif babak pertama sejak Mesto masuk. Del Piero yang ‘hanya’ diberikan lima belas menit pun tidak dapat berbuat banyak walaupun harus diakui operan-operan dan kreatifitasnya patut dicoba dari menit pertama.

Borriello yang kerap mendapat kesempatan sejujurnya agak sedikit bikin saya gerah dan jujur kalau saya Conte, lebih baik saya membiarkan Matri bermain full sembilan puluh menit. Mengapa? Simple saja, sepanjang musim ini Matri hanya bermain full match (90 menit) sebanyak enam kali dari total tujuh belas kali tampil (kurang dari 50% untuk top skorer kita!). Enam kali bermain full enam gol pun tercipta lewat kakinya. Memang itu hanyalah angka dan bisa dibilang kebetulan. Namun logika saja, sebagai pemain yang paling subur jelas dirinya adalah pemain yang paling klinis di tim. Matri total musim ini melakukan 60 shots (baik on maupun off target) dan mencetak 10 gol sehingga membuat rate-nya menjadi setiap enam tembakan terjadi satu gol. Di Natale (salah satu top skor liga dengan 18 gol) melakukan total 115 shots dan mencetak 18 gol ini membuat dirinya memiliki rate 6.4 shots menghasilkan satu gol. Jadi lebih kurang Matri memiliki finishing rate yang sama! Menarik Matri tidak akan menambah daya gedor, terlebih lagi melihat Del Piero dan Elia akan dimasukan, rasa-rasanya Matri layak dipertahankan.
Lini belakang bisa dibilang PERFECT mengingat personel yang ada. Lichtsteiner seperti biasa menjalankan tugasnya dengan baik dalam menggalang sisi kanan. Begitu juga De Ceglie yang secara mengejutkan merupakan bek yang PALING aktif dengan bola dan melakukan 72 touches (menurut WhoScored) atau 81 menurut Gazetta. Entah mana yang benar, yang jelas De Ceglie menjalankan tugasnya dengan sangat baik dan impresif. Perlahan dirinya pun kembali ke pemain yang selalu kita harapkan! Duet bek tengah pun terlihat impresif, Vidal sangat baik dalam membangun serangan begitu juga Caceres dalam mengawal penyerang-penyerang Genoa. Tidak diragukan lagi bahwa satu PR (pekerjaan rumah) Juventus di lini belakang bisa dibilang sudah diselesaikan dengan nilai yang sangat baik (pertahanan terbaik, kebobolan 17 gol sejauh ini). Seperti yang saya utarakan di Twitter, investasi pemain berkualitas dalam diri Lichtsteiner, Bonucci, Barzagli, Vidal dan Caceres sudah mulai berbuah manis. Tinggal bagaimana Conte meramu mereka agar lebih konsisten dan terlibat dalam membangun serangan, nampaknya jalan menuju kesempurnaan semakin cerah untuk bek-bek Juventus!
Summary
Banyak yang lagi-lagi kecewa dengan hasil ini. Berarti Juventus sendiri terpaut empat poin dari pemimpin klasmen AC Milan. Amat disayangkan reaksi tim dan juga fans yang terlalu kecewa selepas laga di Genoa kemarin. Juventus tidak bermain buruk sama sekali. Saya tidak mau membahas kontroversi di sini tapi melihat BENTUK peluang yang tercipta, tim menunjukan perbedaan dibanding laga-laga sebelumnya. Perlu diakui tim masih minim dalam memiliki peluang bersih (clear cut chances) tapi perlahan hal ini akan terus diasah.
Reaksi Juventus yang melakukan media black out (silenzio stampa) sangatlah konyol. Menurut saya, layak bila tim ingin memfokuskan diri pada suatu target dan melakukan media black out. Tapi ketika tim melakukan media black out karena meminta keadilan dari korps wasit, ini menyedihkan! Ketika tim menang atau dalam kasus Juventus, paling tidak bisa mencetak gol, melakukan aksi komplain ke wasit adalah wajar. Tapi buat apa protes tapi permainan tim pun jauh dari kata sempurna? Apakah setimpal memprotes SATU gol Pepe yang dianulir padahal Juventus memiliki TIGA PULUH total tembakan ke gawang Frey? Anehnya, sehari setelah menyatakan media black out Andrea Agnelli malah melakukan konferensi pers dan Marchisio juga dengan santai mem-post foto-foto dirinya dan bayinya yang baru lahir (selamat tentunya!). Lakukanlah silenzio stampa sebagaimana semestinya!
Tanpa mengurangi rasa hormat, hal-hal tersebut sedikit menyedihkan saya sebagai Juventini. Kenapa? Jelas buat apa Juventus panik melihat hasil yang ada sekarang? Seperti yang saya jelaskan satu PR utama Juventus (pertahanan) telah dibereskan dengan sangat baik. Dengan perlahan tapi pasti tentu pembenahan lini ke lini akan tercipta. Sebagai fans saya cuma berharap Juventus dan semuanya bisa lebih bijaksana dalam menghadapi rentetan hasil/keputusan-keputusan yang sedang tidak sesuai harapan. Kalau boleh jujur saya lebih baik mengatakan, “Ya ada masalah di lini depan dan kita akan berlatih lebih keras untuk membenahinya” daripada, “gambar/rekaman video (gol yang dianulir & keputusan-keputusan wasit?) berbicara dengan sendirinya.” Sorry to say but it’s PATHETIC!
0 komentar:
Posting Komentar