Scudetto adalah mimpi setiap Juventino. Namun untuk mewujudkannya diperlukan usaha dengan membuka mata sebagai langkah pertama.
Diawal musim tidak ada satupun yang berani mengatakan Scudetto. Semuanya menjaga diri dari euphoria berlebihan. Semuanya memilih untuk menjejakkan kaki ditanah menyikapi start bagus yang didapat selama itu. Akhirnya diparuh musim Juventus pun merebut juara.
Untuk menyesuaikan fokus dan menjaga motivasi akhirnya Conte mencanangkan target Scudetto musim ini. Semangat pun menggelora baik dari para pemain apalagi fans. Namun sayangnya dalam perjalanan ternyata performa tim justru menurun. Lawan-lawan yang relatif mudah tidak dapat ditaklukkan. Unggul 2 pertandingan pun tidak dapat dimanfaatkan. Akhirnya Juventus malah tertinggal 2 point dari Milan saat ini. Impian merebut Scudetto pun perlahan hilang. Fans pun kecewa dan resah. Spekulasi pun merebak. Para pemain disalahkan dan Conte terkena imbas.
Fans pada dasarnya memang ditakdirkan untuk berdelusi. Mereka menjadikan sebuah tim sebagai pilihannya karena angan dikepalanya. Kita menjadi tifoso Juventus karena ini adalah tim pemenang. Tim perebut Scudetto terbanyak di Italia. Tim dengan sejarah yang menakjubkan. Wajar jika akhirnya fans tim ini mengimpikan Scudetto. Wajar akhirnya jika fans tim ini kecewa dengan minimnya gol yang terjadi. Sungguh sangat wajar jika tim fans ini marah ketika peluang demi peluang gagal dimanfaatkan. Itulah namanya fans. Hanya fans yang munafik jika menganggap Juventus tidak memiliki masalah. Hanya fans yang munafik jika menganggap kegagalan merupakan hal yang biasa saja. We are Juventus where winning is not important…IT’S THE ONLY THING!

Namun tentunya fans juga harus mampu membuka mata dari mimpinya. Kemenangan memang suatu keharusan. Sayangnya kegagalan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk terus menggapai cita-cita dibutuhkan pikiran jernih untuk menilai kembali masalah yang terjadi agar diambil pelajarannya. Jadi apa sebenarnya masalah Juventus? Striker mandul? Lini belakang yang rapuh? Menurunnya stamina? Dalam analisa terdahulu kami mengungkapkan bahwa Matri kurang tajam dan Vucinic angin-anginan. Selain itu, formasi 4-3-3 yang menghasilkan penguasaan bola diatas rata-rata justru membuat striker tambah terisolir. Akhirnya banyak sekali peluang-peluang yang terbuang percuma. Matri memang memiliki rasio efektifitas yang baik. Namun ia butuh dukungan dari rekan-rekannya. Vucinic inkonsisten sehingga membuat Matri tidak dapat memaksimalkan potensinya. Ditambah lagi dengan tingginya penguasaan bola sehingga membuat Matri lebih sering turun kebawah menjemput bola. Hal ini diantisipasi Conte dengan merubah formasi menjadi 3-5-2. Formasi ini sempat menjanjikan. Roma, Milan dan Udinese sempat dibabat dengan minimal 2 gol. Sayangnya formasi ini dijadikan kambing hitam atas menurunnya performa tim. Conte pun merubah lagi menjadi 4-3-3 dan bahkan malah memainkan 4-4-2 pada pertandingan kemarin. Namun sayangnya tidak membuahkan hasil yang baik. Akhirnya banyak yang menuduh Conte salah menggunakan formasi, salah menempatkan pemain, salah memilih pemain dan lain sebagainya. Banyak juga yang menilai Vucinic merupakan flop musim ini sehingga Marotta dituding sebagai sumber masalah Juventus saat ini. Mungkin semua tuduhan itu benar. Mungkin juga memang berdasar. Namun jika kita mau melihat lebih jauh maka terlihat bahwa justru semua kejadian ini merupakan hal yang biasa saja. Hah?! Mari lihat statistik dibawah ini:
Di ritorno ini Juventus sudah memainkan 6 partai (vs Siena, Parma, Catania, Milan, Chievo, Bologna) dengan hasil DDWDDD atau 8 poin dari kemungkinan 18 poin yang tersedia. Artinya Juventus kehilangan 10 poin dipartai awal ritorno ini. Sementara pada andata, dijumlah partai yang sama, Juventus mampu menghasilkan WWDWDD atau 12 poin. Artinya, Juventus kehilangan 6 poin dari 18 poin yang tersedia. Terdapat 4 poin yang membedakan antara andata dan ritorno. Jadi memang masalah utama yang terjadi dengan Juventus ini adalah penurunan performa. Sayangnya hal ini sudah sering terjadi dengan Juventus. Dalam artikel kami terdahulu diterangkan bahwa Juventus memang kerap menurun di ritorno sementara Milan justru membaik.
Namun tentu masih ada harapan yang tersisa. Penurunan performa adalah hal yang wajar. Selama tim mampu berbenah dan berlatih keras maka harapan mengejar Milan pasti terwujud. Bukan hanya Juventus saja yang pernah mengalami penurunan performa. Seluruh tim didunia pernah mengalami hal ini. Contohnya MU yang dibabat City dengan 6 gol di Old Trafford. Atau Arsenal dengan 8 gol oleh MU. Milan sendiri, sebagai pesaing terdekat Juventus, mengalami penurunan performa pada pekan awal andata dengan hasil 8 poin (DLDWLW) dari maksimal 18 poin yang tersedia. Namun buruknya andata diperbaiki Milan pada pekan awal ritorno ini. Milan mampu menghasilkan 11 poin (LDWWWD) dari maksimal 15 poin yang tersedia. Jadi terdapat perbedaan 3 poin antara andata dan ritorno.
Harapan agar Juventus mampu meningkatkan penampilan sebetulnya cukup beralasan dan bukannya tidak mungkin. Dulu di andata, Juventus sendiri akhirnya mampu memperbaiki performa pada pekan ke 8 saat mengalahkan Fiorentina dikandang. Setelah itu Juventus mampu menang atas Inter, Palermo, Lazio dan seri melawan tim kuat dikandangnya seperti Napoli dan Udinese. Total poin yang didapat setelah pekan 8 adalah 30 poin (WWWWDWDWD). Juventus pun sukses merebut juara paruh musim. Namun, naiknya performa Juventus saat itu terjadi pada pekan ke 8. Bagaimana dengan pekan ke 7? Ya..saat pekan ke-7 di andata Juventus kembali seri dengan Genoa dengan skor 2-2. Akankah hal tersebut terulang lagi di ritorno ini?
Genoa adalah tim yang duduk diperingkat 14 klasemen Serie A. Catatan mereka dalam 5 pertandingan terakhir tidak begitu baik dengan menghasilkan 2 poin saja (LLLDD). Mereka pun tercatat sebagai tim dengan pertahanan terlemah di Serie A (48 kali kebobolan). Bahkan Chievo sebagai tim dengan penyerangan terlemah mampu menundukkan Genoa dikandangnya sendiri 1 gol tanpa balas. Berikut data dan fakta lainnya:
Head-To-Head Genoa vs Juventus:
23 Okt 2011 (SAI) Juventus 2 – 2 Genoa
10 Apr 2011 (SAI) Juventus 3 – 2 Genoa
21 Nov 2010 (SAI) Genoa 0 – 2 Juventus
14 Feb 2010 (SAI) Juventus 3 – 2 Genoa
25 Sep 2009 (SAI) Genoa 2 – 2 Juventus
23 Okt 2011 (SAI) Juventus 2 – 2 Genoa
10 Apr 2011 (SAI) Juventus 3 – 2 Genoa
21 Nov 2010 (SAI) Genoa 0 – 2 Juventus
14 Feb 2010 (SAI) Juventus 3 – 2 Genoa
25 Sep 2009 (SAI) Genoa 2 – 2 Juventus
Lima Pertandingan Terakhir Genoa:
04 Mar 2012 Lecce 2-2 Genoa
26 Feb 2012 Genoa 2 – 2 Parma
19 Feb 2012 Genoa 0-1 Chievo
16 Feb 2012 Atalanta 1 – 0 Genoa
12 Feb 2012 Catania 4-0 Genoa
04 Mar 2012 Lecce 2-2 Genoa
26 Feb 2012 Genoa 2 – 2 Parma
19 Feb 2012 Genoa 0-1 Chievo
16 Feb 2012 Atalanta 1 – 0 Genoa
12 Feb 2012 Catania 4-0 Genoa
Lima Pertandingan Terakhir Juventus:
08 Mar 2012 Bologna 1-1 Juventus
04 Mar 2012 Juventus 1-1 Chievo
26 Feb 2012 Milan 1-1 Juventus
19 Feb 2012 Juventus 3-1 Catania
16 Feb 2012 Parma 0-0 Juventus
08 Mar 2012 Bologna 1-1 Juventus
04 Mar 2012 Juventus 1-1 Chievo
26 Feb 2012 Milan 1-1 Juventus
19 Feb 2012 Juventus 3-1 Catania
16 Feb 2012 Parma 0-0 Juventus
- Dari 10 pertandingan terakhir kedua tim, Juventus memenangkan 7 pertandingan, 2 kali seri dan 1 kali kalah. Pertandingan terakhir kedua tim berakhir dengan skor 2 – 2. Juventus mampu menjebol gawang Genoa minimal 2 gol dalam 8 pertemuan terakhir;
- Top skorer Genoa adalah Rodrigo Palacio dengan 14 gol. Sementara Juventus adalah Alessandro Matri dengan 10 gol;
- Juventus akan tampil tanpa Leonardo Bonucci dan Antonio Conte. Sementara itu Genoa akan tampil dengan full team;
- Nicolla Rizzoli akan menjadi wasit pada partai Genoa vs Juventus di Luigi Ferraris. Ia pernah menjadi wasit ketika Juventus menang atas Milan dan Inter musim. Total Rizzoli pernah memimpin Juventus sebanyak 19 kali dengan hasil 7 kemenangan, 8 seri dan 4 kekalahan. Pada laga nanti, Rizzoli akan didampingi dua asistennya yaitu Gianluca Cariolato dan Andrea Marzaloni. Sementara Paolo Valeri akan bertindak sebagai wasit keempat.
Genoa: Sebastien Frey, Andreas Granqvist, Kakhaber Kaladze, Emiliano Moretti, Marco Rossi, Giandomenico Mesto, Juraj Kucka, Davide Biondini, Rodrigo Palacio, Bosko Jankovic, Alberto Gilardino
Juventus: Gianluigi Buffon, Stephan Lichtsteiner, Martin Caceres, Arturo Vidal, Paolo De Ceglie, Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, Emanuelle Giaccherini/Simone Padoin, Mirko Vučinić, Simone Pepe, Alessandro Matri
Seperti yang diungkapkan dalam beberapa poin diatas, wajar jika terlintas pertanyaan dalam pikiran apakah Juventus bisa menang dengan mudah? Genoa memang tim dengan pertahanan terburuk dan Juventus selalu mampu membobol minimal 2 gol di 8 pertandingan terakhir melawan mereka. Namun kenyataannya tidak akan semudah itu dimusim ini. Ingat Roma yang kehilangan 8 pemain utamanya? Saat itu diprediksi Juventus mampu melumat Roma. Kenyataannya? Anti klimaks. Begitu pun dengan Milan yang ditinggal Ibra, Nesta dan Boateng. Juventus malah tampil kedodoran. Belum lagi dengan keuntungan-keuntungan lain seperti Chievo tanpa Pellissier, Parma tanpa Mirante atau Siena tanpa D’Agostino. Semuanya tidak dapat dimaksimalkan. Selalu seri, seri dan seri. Inilah yang membuat banyak tifosi gregetan.
Scudetto adalah harapan seluruh tifosi. Namun ada satu pertanyaan yang wajib diarahkan ke diri kita sendiri. Layakkah Juventus juara? Jawabannya tersaji minggu ini. Sebuah partai layaknya penentuan hidup dan mati. “La Partita Della Vita Per Noi” (partai demi kehidupan kami – Antonio Conte). Juventus harus mampu menunjukkan kualitasnya. Juventus wajib meningkatkan performanya. Bukan hanya demi Scudetto tapi demi tim itu sendiri. Mereka harus lepas dari bayang-bayang musim-musim lalu yang menstigmakan Juventus sebagai tim loyo yang telah kehilangan identitas. Forza Juve!
Juve, storia di un grande amore. Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero, solo per te. E’ la juve, storia di quel che saro’
Quando fischia l’inizio Ed inizia quel sogno che sei
Coro che si alza davvero, solo per te. E’ la juve, storia di quel che saro’
Quando fischia l’inizio Ed inizia quel sogno che sei
Juve, storia di un grande amore. Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero. Juve per sempre sara’
Coro che si alza davvero. Juve per sempre sara’
Juve, storia di un grande amore. Bianco che abbraccia il nero
Coro che si alza davvero. Juve per sempre sara’
Juve, juve per sempre sara’. Juve, juve per sempre sara’
Coro che si alza davvero. Juve per sempre sara’
Juve, juve per sempre sara’. Juve, juve per sempre sara’
0 komentar:
Posting Komentar