Sumber: http://kamu-klik.blogspot.com/2012/01/membuat-menu-navigasi-dropdown-blog.html#ixzz1oPyySb00
Selamat menikmati segala berita yang ada pada kami.JHH Blog akan selalu Update berita terbaru seputar Juventus.

Seri adalah yang terbaik.

Juventus bertandang ke San Siro dengan satu tujuan: MENANG! Ya, mengingat hasil yang mengecewakan beberapa pekan terakhir melawan tim-tim kecil, kemenangan merupakan harga mati saat melawan Milan, Sabtu kemarin. Selain merebut kembali Capolista, kemenangan atas Milan semakin membuka peluang memperlebar jarak karena Juventus masih memiliki satu laga tunda melawan Bologna tanggal 7 Maret 2012.


Kehilangan Zlatan Ibrahimovic (skorsing), Kevin Prince Boateng (cedera) dan Alessandro Nesta (belum fit) semakin mempercerah harapan Juventus meraih poin penuh di San Siro. Terutama bila kita mengingat Urby Emanuelsen yang selama ini belum menunjukan form terbaiknya, ditambah Stephane Lichtsteiner yang sepertinya akan sangat mudah ‘melumat’ Luca Antonini yang notabene merupakan salah satu kelemahan Milan musim ini.
Milan (4-3-1-2): Abiatti; Abate, Mexes, Thiago Silva, Antonini; Nocerino, Van Bommel, Muntari; Emanuelson; Pato, Robinho
Juventus (3-5-2): Buffon; Barzagli, Bonucci, Chiellini; Lichtsteiner, Vidal, Pirlo, Marchisio, Estigarribia; Quagliarella, Borriello
Babak I
Juventus yang lagi-lagi mengandalkan 3-5-2 mengawali pertandingan dengan cukup baik dan seimbang. Tuntutan untuk memborbardir kedua sisi kanan dan kiri Milan dilakukan anak-anak asuh Conte sejak menit pertama. Dalam sepuluh menit pertama bola terus dialirkan kepada Lichtsteiner dan Estigarribbia demi menyuplai dua ujung tombak Juventus malam itu, Quagliarella dan Borriello. Kedua tim masih mencoba bermain aman pada menit-menit pertama dan mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan.
Pada menit ke 14, defender Leonaro Bonucci mencoba untuk melakukan umpan lambung dari lini pertahanan Juventus ke sisi kirinya, passingnya terbaca oleh Robinho dan langsung menghalau bola. Pemain tengah Juventus pun tidak siap akan kejadian tadi, Antonio Nocerino langsung mengambil inisiatif untuk mengontrol bola lebih ke depan dan langsung menembak dari jarak 20 meter! Gol….. :( Nampak dari tayangan lambat bola membentur Bonucci sehingga mematikan langkah Gianluigi Buffon.
Juventus tidak tinggal diam dan langsung mencoba mencari celah demi mengagalkan kemenangan Milan. Pada menit ke 17 Borriello mencoba peruntungannya dengan menembak dari luar kotak, namun tembakannya masih bisa dihalau. Pertandingan mulai berjalan keras sebagaimana derby biasanya berlangsung, pelanggaran demi pelanggarang terus terjadi. Dimenit ke 23, Vidal juga melakukan spekulasi lewat tendangan jarak jauhnya. Thiago Silva dengan sigap menghalau tembakan keras Vidal tersebut.
Menit ke 25 berawal dari corner untuk Milan, Robinho memberikan bola pendek kepada Emanuelsen. Pemain serba bisa asal Belanda itu langsung melakukan cross ke dalam kotak penalty Juventus dan dihalau bek Juventus. Phillipe Mexes yang berdiri bebas menyambut bola liar tersebut dan Buffon masih berhasil menyelamatkan gawangnya! Bola  jatuh tepat di depan Sulley Muntari yang tanpa basa basi langsung menyundulnya! Gol! Pemain Milan sontak langsung merayakan tapi wasit tidak memberikan indikasi bahwa bola masuk ke dalam gawang! Juventus langsung berinisiatif untuk melakukan counter attack super cepat lewat Estigarribbia yang langsung membawa bola sendirian dari daerah pertahanan Juventus dan langsung melepaskan tembakan dari luar kotak penalty Milan!!!! SAVED BY ABIATTI!!!! Nampak apa yang baru terjadi dalam kurun waktu semenit benar-benar bisa memberikan anda serangan jantung!
Terlihat dari tayangan ulang memang nampak bola masuk ke gawang Juventus dan Milan seharusnya memang unggul 2-0 saat itu. Ada spekulasi bahwa Muntari sebenarnya offside? TIDAK. Terlihat jelas posisi Vidal yang kendati berada di luar garis gawang membuat posisi Muntari ONSIDE. Walaupun posisi Vidal DI LUAR lapangan, tetapi statusnya sebagai pemain aktif, walau dia keluar karena bertabrakan dengan Pato, (tidak dalam perawatan cedera dsb.) membuat dirinya sebagai pemain terakhir di barisan pertahanan Juventus. Sehingga Muntari yang jelas-jelas berdiri sebelum garis gawang dinyatakan onside. Akhir cerita, gol tersebut 100% sah, wasit jelas melakukan kesalahan fatal disini.
Kembali ke pertandingan, dua menit kemudian giliran Robinho yang lepas dan berhadapan satu lawan satu dengan Buffon. Sudut yang sulit membuat Robinho tidak dapat berbuat banyak. Empat menit sebelum babak pertama usai, free kick Thiago Silva membentur tembok pemain Juventus dan bola jatuh ke kaki Mark Van Bommel yang langsung melancarkan tembakan dari luar kotak. Beruntung tembakannya masih melebar. Insiden yang sama terjadi pada Juventus empat menit kemudian. Antonini  membuang bola keluar dari kotak penalty Milan, sayang bola jatuh ke dada Vidal dan tanpa basa basi Vidal melakukan tembakan! Lagi-lagi usahanya masih harus melebar. Wasit meniupkan peluit panjang tanda babak pertama berakhir, 1-0 untuk AC Milan!
Recap Babak I
Buruk sangat buruk! Juventus tidak terlihat seperti Juventus biasanya! Ok, banyak yang menganggap Bonucci lah penyebab semua ini. Tapi dengan segala hormat, apakah layak mengambing hitamkan seseorang dalam hal ini? Juventus layak kalah! Itulah hasil dari babak I. Setiap lini tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan. Dua wingback yang merupakan sumber serangan Juventus tidak berhasil menekan sisi kanan dan kiri Milan malam itu. Dan adalah lumrah bila Marco Borriello dan Fabio Quagliarella tidak bisa berbuat banyak selain memanfaatkan peluang-peluang kecil.
Lini depan jelas tidak bergigi. Bukan karena skill individu mereka, tapi lebih kepada supply bola yang mandek baik dari tengah maupun sayap. Ini memudahkan tugas Van Bommel dalam mengawal salah satu dari Borriello atau Quagliarella. Tidak mendapat supply bola membuat Quagliarella dan Borriello terlihat monoton. Tanpa harus sering mundur Van Bommel pun tidak perlu khawatir sehingga memudahkan gelandang Belanda ini untuk membantu rekannya dalam membangun serangan.
Lini tengah yang selalu menjadi andalan Juventus juga jauh dari kata lumayan. Vidal-Marchisio berhadapan langsung dengan Muntari-Nocerino dan melihat kualitas Vidal-Marchisio, keduanya layak menang namun sepertinya faktor ex-player dalam diri Nocerino menghapus prediksi tadi. Muntari? Well mungkin memang sedang on fire malam itu. TAPI yang lebih menarik adalah kinerja Pirlo yang tidak maksimal malam itu dan membuat dua guardiannya (Vidal-Marchisio) hanya berlari-lari mengejar bayangan. Patut diacungi jempol adalah bagaimana Emanuelsen dan Robinho yang bermain sangat baik terutama ketika timnya kehilangan bola. Kehadiran Emanuelsen di tengah sebagai trequartista berhasil mematikan Andrea Pirlo. Sebagai pemain serba bisa, Emanuelsen melakukan tugasnya dengan baik. Ketika Milan kehilangan kontrol, Emanuelsen benar-benar menjelma sebagai gelandang tengah dan terus memonitor pergerakan Pirlo dan menyulitkannya mendistribusikan bola ke sayap atau pemain depan. Kalaupun Pirlo berhasil, Robinho siap melebar dan membayang-bayangi pemain sayap Juventus demi membantu full back Milan yang memang terbukti bisa menjadi titik lemah tim asuhan Allegri tersebut.Dinamika Emanuelsen dan Robinho juga terjadi saat menyerang. Di atas papan formasi Milan boleh bermain dengan dua penyerang, kenyataannya Emanuelsen selalu ada ketika tim menyerang membuat Milan seolah-olah bermain dengan tiga ujung tombak!
Terakhir adalah lini belakang Juventus yang sepertinya menjadi kambing hitam, terutama Leonardo Bonucci. Terlepas apa pun formasinya di atas lapangan, Juventus jelas memainkan tiga bek di lini belakang. Tentu ketika kebanyakan tim bermain dengan dua penyerang, memiliki tiga personel di belakang menjadi sebuah keuntungan. Teori ini tidak berlaku tadi malam ketika kita melihat bagaimana dinamisnya pergerakan Emanuelsen dalam menyerang. Sehingga ini me-negatifkan sisi positif dari taktik Juventus yang memainkan tiga bek tengah dengan harapan memiliki satu personel lebih ketika diserang (3 vs 2) namun sering kali Juventus harus berhadapan 3 vs 3 (lihat gambar di kiri). Gol memang tercipta dari kesalahan Bonucci dalam mengkalkulasikan operannya namun tidak bisa dilupakan bahwa pergerakan Milan baik off maupun on the ball (terkecuali Pato) sangat sempurna sepanjang babak I. Bukan bermaksud membela Bonucci, namun sebagai awal dari semua serangan Juventus, Bonucci memiliki peran penting dalam sistem Conte. Melihat kinerja lini per lini, Juventus layak kebobolan di babak pertama bagaimanapun caranya.
Perlu dicatat, sangat menarik melihat Conte sadar akan kesalahannya dalam menempatkan tiga pemain belakang dan tidak berbuah maksimal, pada menit ke 37 dia langsung mengganti formasi dengan menarik mundur Lichtsteiner sehingga menempatkan empat pemain belakang. Terbukti tactical tweak ini cukup bekerja dalam menetralkan serangan Milan namun masih tidak dapat berbuat banyak ketika menyerang karena karakter beberapa pemain yang tidak sesuai pergantian taktik ini.
Babak II
Babak kedua ditandakan dengan masuknya Simone Pepe untuk Estigarribbia dan El Shaarawy untuk Pato dari kubu Milan. Pergantian pemain ini membuat Juventus bermain dengan formasi 4-3-3 dan Quagliarella mengisi posisi penyerang kiri. Terbukti juga masuknya El Shaarawy membuat lini depan Milan semakin mobil dalam menyerang. Diawal-awal babak kedua, Robinho mengirimkan umpan terobosan kepada Muntari, sayang mantan gelandang Inter Milan ini tidak mengontrol bola dengan baik. El Shaarawy juga hampir saja mengancam gawang Buffon kalau saja umpan dari Emanuelsen tidak segera ditekel oleh Barzagli.
Pada menit ke 54 Mirko Vucinic masuk menggantikan Borriello demi mengejar ketertinggalan. Kendati masuknya Vucinic tidak memberikan hasil yang signifikan, namun karena karakternya sebagai second striker membuat pergerakannya sedikit menggoyahkan Milan. Terbukti pada menit ke 68 Juventus akhirnya memiliki satu peluang emas lewat crossing rendah Chiellini ke dalam kotak penalty Milan, Quagliarella berhasil menyambut cross tersebut! Sayang posisi dan timing Abiatti yang sempurna berhasil menggagalkan upaya Juventus.
Semenit kemudian, Alessandro Matri masuk menggantikan Quagliarella. Demi mempertahankan keunggulan, Allegri pun menarik Emanuelsen dan memasukan Ambrosini pada menit ke 72. Juventus yang sudah melakukan tiga pergantian, mau tidak mau uterus memainkan Vidal yang sudah terlihat pincang pada menit ke 75. Pada menit ke 79 salah satu momen kontroversial terjadi lagi setelah Vucinic melepaskan umpan trobosan kepada Alessandro Matri. Tanpa basa basi Matri berhasil menceploskan bola ke gawang Milan namun wasit keburu membatalkan gol tersebut lantaran hakim garis menyatakan Matri dalam posisi offside. Dari tayangan lambat saya menyatakan 50-50. Posisi Matri yang begitu tipis dengan bek terakhir Milan bisa menjadi benefit of doubt TAPI lumrah bila hakim garis juga tidak mau mengambil resiko mengingat apa yang terjadi di babak pertama.

Empat menit setelah insiden Matri tersebut, berawal dari Pepe di sisi kanan Juventus yang terlihat cukup bebas dalam mengontrol bola dan melihat celah dalam kotak penalty Milan. Pepe langsung meluncurkan cross yang cukup sempurna ke dalam kotak dan terlihat Matri telah menunggu di dalam sedangkan Vidal dan Chiellini melakukan pergerakan dari second line. Bola jatuh tepat di kaki Matri dan mantan pemain primavera Milan itu langsung melakukan tendangan voli cantik! GOOOOOOOLLLLLLLLLL!!!!!!! Abiatti pun tak kuasa menahan tendangan MMMMAAAAA  TTTTAAAAA TRRRRRRRRIIIIII tersebut!
Dengan tujuh menit waktu tersisa, pertandingan memanas! Milan jelas tidak mau kehilangan poin di kandang sendiri dan Juventus pun masih mau menambah garam di atas luka Milan dengan mencium peluang untuk melakukan serangan balik. Namun semua tidak berjalan sesuai skenario, Vidal harus diusir wasit setelah tekel kerasnya kepada Van Bommel dimenit ke 88. Pepe pun terkena kartu kuning setelah dengan kasar melanggar Robinho dipenghujung pertandingan. Sampai peluit tanda pertandingan berakhir skor masih imbang 1-1!
Recap Babak II
Masuknya Simone Pepe menggantikan Estigarribbia membuat Juventus positif beralih ke 4-3-3 di babak kedua. Lichtsteiner yang menyerang dari second line terlihat lebih sulit dibaca oleh sisi kiri Milan. Keahlian Pepe dalam menambal celah pun membuat lini kanan Juventus leluasa dalam menyerang. Terlepas dari pergantian formasi, inilah mengapa saya pribadi lebih condong memainkan Pepe ketika Juventus berhadapan dengan tim-tim besar. Kemampuannya dalam menutup lubang yang ditinggalkan rekan setim tidak dimiliki pemain lain ditambah faktor determinasi dan keberuntungannya disaat-saat genting. Pepe is the man!
Juventus sendiri masih belum menunjukan perkembangan di babak II namun dengan masuknya Mirko Vucinic menggantikan Borriello sedikit membuka ruang dalam membangun serangan. Karakter Vucinic dan Quagliarella menambah mobilitas Juventus dalam mencari celah di lini pertahanan Milan. Terbukti bagaimana Chiellini bisa berdiri bebas di kiri pada menit ke 68 sebelum akhirnya Abiatti menggagalkan peluang emas Quagliarella. Sementara masuknya Matri jelas memberikan upgrade dan fresh legs untuk lini depan Juventus dalam mengejar gol.
Momen untuk Juventus adalah ketika dengan anehnya Allegri menarik Emanuelsen yang merupakan pemain terbaik Milan malam itu dengan Ambrosini. Ini membuat lini tengah Milan diisi oleh EMPAT gelandang tengah dan mengingat Juventus telah memasukan seluruh stok pemain sayapnya, apakah Allegri merencanakan bunuh diri? Seperti yang saya jelaskan diatas, kombinasi Robinho dan Emanuelsen begitu sempurna dalam menetralisir Pirlo (sumber kretifitas) dan sayap-sayap Juventus (salah satu daya gedor Juventus), menarik salah satunya hanya memberikan kelonggaran untuk Juventus. Robinho seperti kehilangan petunjuk dan terus bermain melebar meninggalkan El Shaarawy yang jadi terlihat seperti Pato dibabak pertama versi mohawk. Karakter dari empat gelandang bertahan Milan tersebut membuat Juventus leluasa menyerang dari kedua sayapnya. Lihat bagaimana Antonini begitu terekspos setelah Emanuelsen ditarik, bahkan sebelum Pepe meluncurkan umpannya ke dalam kotak penalty untuk Matri, Antonini terlihat memberikan ruang yang besar (1.5-2 meter) kepada Pepe (lihat gambar).
Lini depan Juventus jelas terlihat seperti mendapatkan angin segar begitu Pepe, Matri dan Vucinic bermain bersama. Kendati tidak ada serangan bertubi-tubi, namun terlihat jelas perbedaan kualitas dari pemain yang digantikannya, Borriello dan Estigaribbia. Lini tengah sendiri bermain semakin leluasa terutama ketika Emanuelsen keluar, membuat Muntari, Ambrosini, Van Bommel dan Nocerino sering out of position demi membantu El Shaarawy dan Robinho di depan. Kendati masih jauh dari kata bagus, namun kesalahan fatal Allegri mengganti Emanuelsen dengan gelandang bertahan (Ambrosini) paling tidak berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Juventus yang JUGA merubah strategi menjadi tiga pemain depan. Milan seperti kehilangan taji dalam menyerang, dan terlihat monoton dalam bertahan. Antonini yang bermain cukup baik selama 60-70 menit pertandingan harus kembali ke habitat naturalnya, menjadi titik lemah Milan pada malam itu.
Pada babak kedua, lini belakang terlihat lebih stabil. Tidak ada kesalahan-kesalahan konyol yang mengancam Buffon. Pergantian dari tiga bek menjadi empat bek memilikil andil dalam perubahan ini. Seperti yang sering saya jelaskan, keuntungan bermain dengan tiga bek adalah ketika salah satu bek memegang bola dan yang satu lagi bisa masuk ke lini tengah, ini akan selalu merepotkan lawan. Kenyataannya, Juventus tidak dapat mengaplikasikannya kemarin karena Milan tidak hanya meninggalkan satu penyerang di depan (tidak seperti Udinese atau Parma), tapi TIGA!
Summary
Seperti yang saya utarakan di Twitter, bahwa seri mungkin hal yang tidak bisa dielakan. Kenyataan bahwa Juventus memang sangat kuat musim ini dan Milan sedang naik-naiknya terutama setelah menang melawan Arsenal, menguatkan prediksi imbang diakhir laga. Namun yang lebih saya sesalkan adalah BURUKnya permainan Juventus, terutama di babak pertama. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Urby Emanuelsen mengejutkan semua pihak malam itu dalam memimpin lini tengah DAN depan AC Milan. Pemilihan pemain dan formasi adalah faktor lain, karena starting eleven kemarin bisa saja tampil menggigit bila Allegri memainkan taktik IbraSentris.
Akhir kata hasil seri ini adalah kemenangan untuk Juventus. Bagaimanapun Anda membela gol Matri itu sah dan Mexes memukul Borriello di awal babak kedua, tidak dapat dipungkiri bahwa Juventus berhasil lepas dari ancaman kekalahan mereka yang pertama. Gol Muntari sah dan cerita memang akan BERBEDA bila Milan unggul 2-0. Tapi kan Juventus bisa comeback!? TENTU! Tapi apakah itu layaknya formula? ketinggalan 2 gol = comeback? TIDAK! Tapi semua mungkin terjadi dalam sepakbola namun yang pasti 2-0 itu milik Milan dulu dan wasit melakukan error besar di sini. Taktik bunuh diri Allegri, semangat Juventus dan dewi fortuna adalah faktor-faktor yang menyelamatkan Juventus tadi malam. Layak tidak layak? Kontroversi dsb? Itu saya serahkan kepada diri Anda sendiri. Yang terpenting sekarang Conte harus belajar dan tim harus terus berkembang kalau ingin melangkah lebih jauh. Dari sisi kedua klub sendiri tidak ada gunanya memperdebatkan dan memanaskan situasi di luar pertandingan yang sudah berakhir, toh keduanya belah pihak mengatakan laga ini tidak menentukan apa-apa? BUKTIKANLAH! Laga ini dikenal besar karena kedua klub yang memiliki kelas dan martabat tersendiri, mudah-mudahan drama berkepanjangan ini hanya momentum sesaat. Dan untuk Juventus, tunjukanlah Lo Stile Juve-mu!
 
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Juventini Hura-Hura 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all